Udang merupakan salah satu jenis seafood atau makanan laut yang populer. Selain memiliki cita rasa yang lezat, udang juga menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan. Namun pada sebagian orang, mengonsumsi udang justru berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.
Jika dikonsumsi dalam batas wajar, udang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah membantu pembentukan sel-sel baru dalam tubuh. Namun jika dikonsumsi terlalu banyak, udang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, misalnya kenaikan kadar kolesterol di dalam darah.
Kandungan Nutrisi dan Manfaat Makan Udang
Udang merupakan salah satu makanan laut yang kaya nutrisi. Dalam 85 gram udang matang, terkandung 84 kalori dan 20 gram protein. Udang juga mengandung berbagai mineral penting yang dibutuhkan tubuh, seperti kalsium, magnesium, fosfor, kalium, dan zinc.
Selain itu, udang juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6, antioksidan, dan yodium yang baik untuk tubuh. Menariknya, kandungan lemak dalam udang tergolong rendah. Cangkang udang juga bisa diolah menjadi chitosan.
Kandungan nutrisi yang berlimpah tersebut membuat udang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
Membantu pembentukan sel dan jaringan tubuh
Udang mengandung banyak protein yang diperlukan untuk pembentukan sel dan jaringan baru di dalam tubuh. Tidak hanya itu, protein di dalam udang juga dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi berbagai enzim dan hormon.
Membantu produksi hormon tiroid
Selain protein, udang juga mengandung kadar yodium yang cukup tinggi. Yodium merupakan bahan baku yang penting dalam produksi hormon tiroid. Hormon ini sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Tanpa asupan yodium yang cukup, Anda berisiko mengalami penyakit gondok dan kemandulan.
Menjaga kesehatan tulang dan gigi
Kandungan kalsium di dalam udang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Tidak hanya itu, kalsium juga dapat membantu kerja otot, meningkatkan produksi hormon, dan mempercepat proses pembekuan darah.
Menyehatkan jantung
Sama seperti ikan, udang juga merupakan makanan laut yang kaya akan asam lemak omega-3 dan omega-6. Kedua nutrisi ini berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung Anda.
Risiko Makan Udang yang Perlu Diwaspadai
Namun di balik semua manfaatnya itu, mengonsumsi udang juga mengandung risiko yang perlu Anda waspadai, seperti:
1. Alergi
Jika Anda memiliki alergi terhadap seafood, sebaiknya hindari makan udang, karena kemungkinan udang dapat memicu munculnya reaksi alergi tersebut. Gejala yang muncul bisa berupa kulit gatal, mual, muntah, sakit perut, pusing, atau pembengkakan di sekitar wajah dan mulut.
Pengobatan alergi udang perlu dilakukan segera agar tidak berkembang menjadi reaksi alergi berat (syok anafilaktik) yang bisa mengancam nyawa.
2. Tersedak
Jika tidak hati-hati, makan udang bisa menyebabkan Anda tersedak. Apabila ini terjadi, kulit dan ekor udang dapat melukai dan menyumbat saluran pernapasan. Untuk mencegahnya, pastikan udang yang Anda makan sudah bersih dari bagian-bagian tersebut.
- Keracunan makanan
Keracunan setelah makan udang dapat terjadi bila udang tidak disiapkan dan dimasak dengan benar. Udang yang masih kotor atau mentah dapat mengandung bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
Gejalanya bisa berupa sakit kepala, mual, muntah, dan diare. Namun karena umumnya gejala tidak langsung muncul setelah makanan dikonsumsi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami keracunan makanan.
Kolesterol tinggi
Masalah lain yang bisa muncul ketika makan udang adalah peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Dalam satu porsi kecil udang, terdapat sekitar 200 mg kolesterol. Jumlah ini sudah melebihi batas asupan kolesterol untuk satu hari.
Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, batasi jumlah udang yang Anda konsumsi.
Makan udang dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh, namun sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Bagi Anda yang memiliki alergi seafood, berhati-hatilah saat mengonsumsi udang. Jika muncul reaksi alergi, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan.