Tanpa garam, makanan akan terasa hambar. Sebaliknya, terlalu banyak memasukkan garam dapur ke dalam makanan juga tidak baik bagi kesehatan. Meski garam merupakan bahan penting dalam membuat makanan yang lezat, namun perlu lebih bijak menggunakannya.
Selain menambah rasa pada makanan, garam juga memiliki manfaat bagi tubuh. Garam dapur terdiri dari dua unsur, yaitu natrium (sodium) dan klorida. Natrium diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan benar, menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu kerja saraf dan otot, serta mengendalikan tekanan dan volume darah. Sedangkan klorida membantu tubuh dalam mencerna makanan.
Jika Garam Menumpuk dalam Tubuh
Seperti yang telah disebutkan tadi, natrium yang terdapat dalam garam dapur sebenarnya sangat penting untuk kesehatan saraf. Hal ini karena natrium memainkan peran penting dalam mengirimkan impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh, dan sebaliknya.
Namun perlu dicatat, manfaat tersebut dapat diperoleh jika Anda membatasi asupan natrium dengan baik. Bila dikonsumsi secara berlebih, natrium justru dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatan.
Saat asupan natrium tinggi, maka ginjal akan membuang kelebihannya melalui urine. Hal ini dapat membuat Anda lebih banyak air kecil dan lebih berisiko mengalami dehidrasi ringan. Namun, jika ginjal tidak lagi mampu membuang kelebihannya, natrium akan menumpuk dalam darah, sehingga menarik dan menahan cairan di dalam aliran darah. Akibatnya, volume darah akan meningkat, membuat jantung harus bekerja lebih keras dan menaikkan tekanan dalam arteri.
Dalam jangka pendek, mungkin ini hanya akan menyebabkan wajah bengkak di pagi hari. Namun, jika terjadi dalam waktu yang lama, risiko untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal akan semakin besar.
Untuk itu, batasi asupan garam dapur agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi garam dapur lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Cara Mengurangi Asupan Garam
Natrium yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya berasal dari garam dapur, tapi juga dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi. Beberapa jenis makanan yang tinggi kandungan garam yaitu ikan teri, keju, saus, daging olahan, acar, udang, kacang yang diasinkan, daging atau ikan asap, kecap, ekstrak ragi, roti, keripik, pizza, makanan siap saji, sosis, sereal sarapan dan mayones.
Penting membatasi asupan garam dapur atau produk yang tinggi kandungan garam. Mengurangi makanan olahan kaya natrium dapat menyeimbangkan kadar mineral dalam tubuh. Tentunya diiringi dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Anda dapat membatasi asupan dengan cara:
- Ketika memasak di rumah, perhatikan berapa banyak garam yang Anda gunakan.
- Ketika berbelanja, periksa kadar natrium yang tertera pada label kemasan. Beli makanan atau minuman yang mengandung kadar natrium rendah.
- Konsumsi lebih banyak makanan segar, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging segar, karena mengandung natrium alami dengan kadar yang rendah.
- Gunakan bumbu lainnya, karena garam bukan satu-satunya pilihan. Anda dapat menambahkan rasa dengan memasukkan perasan lemon, air jeruk nipis, bawang putih yang ditumis, lada, jahe, lengkuas, atau rempah-rempah lain.
- Batasi penggunaan kecap asin dan saus. Jika ingin memasak dengan bahan tersebut, gunakan sedikit saja.
- Kurangi asupan makanan ringan dengan rasa asin.
Garam dapur memiliki manfaat bagi kesehatan, jika dikonsumsi secara terbatas. Jangan sampai, kelebihan konsumsi garam dapur menyebabkan timbulnya penyakit. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mengetahui seberapa banyak konsumsi garam yang diperbolehkan.