Jakarta – Saat berpuasa Ramadhan, orang yang menjalankannya wajib menahan diri untuk tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Hal tersebut membuat waktu makan seseorang menjadi lebih sedikit.
Dengan sedikitnya waktu yang dimiliki untuk makan dan minum, beberapa orang menjadi kalap atau lupa diri sehingga makan dalam porsi yang sangat besar.
Dikutip dari Gulf News, Dr Hani Sabbour, konsultan kardiologi dan elektrofisiologi jantung di Klinik Cleveland Abu Dhabi menyampaikan, “hanya ada sekitar delapan setengah jam untuk makan dan minum tahun ini, dan orang-orang tidak boleh berpikir akan bisa mengonsumsi jumlah kalori biasa mereka dalam periode ini.”
Saat puasa beberapa orang cenderung menjadi balas dendam, mereka mengonsumsi makanan seperti porsi seperti biasanya pada periode waktu yang sedikit tersebut.
Hal itu dapat membuat orang tersebut menjadi makan berlebihan. Padahal, seringkali tubuh mereka sudah mendapatkan cukup makanan tetapi belum memiliki waktu yang cukup untuk memberikan sinyal kenyang ke otak.
“Dibutuhkan sekitar 20 menit bagi otak Anda untuk mengirimkan sinyal ke perut untuk memberi tahu Anda bahwa Anda sudah kenyang. Makan berlebihan terjadi saat Anda terus makan melebihi titik kenyang ini,” kata Erma Levy seorang ahli diet penelitian di MD Anderson.
Mengatur pola makan saat puasa sangat penting. Terlebih saat sahur, tubuh harus dipersiapkan dengan baik untuk menjalani ibadah puasa dengan memperhatikan kualitas makanan bukan hanya kuantitasnya saja. Berikut ini dampak makan berlebihan saat sahur dikutip dari Healthline.
1. Meningkatkan lemak pada tubuh
Saat kalori yang masuk pada tubuh terlalu banyak dan tidak diubah menjadi energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas. Kalori tersebut akan berubah menjadi lemak tambahan dalam tubuh.
Makan berlebihan merupakan kebiasaan yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Hal tersebut dapat mengembangkan kelebihan lemak tubuh atau obesitas karena tubuh mengonsumsi kalori jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
2. Meningkatkan risiko penyakit
Dalam jangka panjang, makan berlebih dapat menyebabkan tubuh lebih berisiko tinggi terserang berbagai penyakit.
Penyakit yang paling umum dimiliki oleh seseorang yang sering makan berlebih adalah obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk sindrom metabolik.
Kondisi ini meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan stroke.
3. Mengganggu regulasi rasa lapar
Dua hormon utama yang memengaruhi pengaturan rasa lapar adalah ghrelin dan leptin. Ghrelin merupakan hormon yang merangsang nafsu makan. Sedangkan, leptin adalah hormon yang menekan nafsu makan.
Saat seseorang tidak makan untuk sementara waktu, tingkat ghrelin akan meningkat. Kemudian, setelah seseorang makan, kadar leptin memberi tahu tubuh bahwa tubuh sudah mendapatkan cukup makanan dan kenyang. Makan berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hormon tersebut.